Harus Terbang di Saat Pandemi COVID-19? Ini Syaratnya!

7 bulan sudah kehidupan masyarakat di Indonesia berubah total sejak masa darurat Covid-19 diberlakukan. Namun seiring berjalannya waktu, karantina wilayah mulai dilonggarkan dan aktivitas perekonomian mulai berdenyut, meski tentu saja dengan terus mematuhi protokol kesehatan ketat. Jika anda sudah mulai kembali beraktivitas dan harus terbang menggunakan pesawat ke wilayah lain, ada beberapa hal yang harus anda siapkan. Tim Koper Mini mencatat pengalaman saat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten, menuju Bandara Abdurrahman Saleh Malang, Jawa Timur, di masa pandemi:

PCR Test sebelum terbang
  1. Siapkan hasil rapid test atau PCR (swab) test

Penumpang pesawat rute domestik yang ingin terbang ke wilayah lain wajib membawa surat rapid test dengan hasil non reaktif atau tes PCR dengan hasil negatif. Masing-masing surat tersebut berlaku selama 14 hari sejak saat keberangkatan. Anda bisa mendaftarkan diri untuk melakukan rapid test dan PCR test di fasilitas Kesehatan terdekat di sekitar tempat tinggal anda. Good news! Kini pemerintah sudah menetapkan batas atas harga PCR test, yang sebelumnya bisa dibanderol hingga 2 jutaan Rupiah, kini anda bisa tes hanya dengan 900 ribu rupiah saja. Hasilnya bisa didapat dalam kurang dari 24 jam. Ini tentu membuat persyaratan terbang menjadi lebih praktis. Apalagi tingkat akurasi PCR test valid untuk menentukan seseorang telah terpapar virus Covid-19 atau tidak. Namun, jika kocek anda sedang tipis, jangan khawatir…, untuk Persyaratan terbang, anda cukup menyediakan hasil rapid test yang biayanya lebih terjangkau, kini dibanderol antara 100 ribu hingga 250 ribu rupiah. Surat keterangan hasil rapid test bisa anda dapatkan dalam waktu singkat. Tidak ada perbedaan perlakuan antara calon penumpang dengan hasil rapid test dengan yang membawa hasil PCR test.

2. Tiba di bandara lebih awal untuk pemeriksaan syarat terbang

Loket Pemeriksaan Hasil Rapid Test dan PCR Test

Jika anda sudah tiba di terminal keberangkatan Bandara, segera merapat ke loket pemeriksaan surat hasil rapid dan PCR test. Biasanya di setiap terminal, terdapat beberapa meja pengecekan. Petugas akan langsung meminta surat hasil rapid dan PCR tes tersebut, dan jika terverifikasi, maka mereka akan membubuhkan stempel berikut keterangan tanggal keberangkatan. Saat mengantre, pastikan anda menjaga jarak aman dengan calon penumpang lain, tetap memakai masker dengan benar dan gunakan hand sanitizer setelah memegang dokumen dan atau menyentuh fasilitas bandara.

3. Jaga jarak di ruang tunggu

Tetap Jaga Jarak di Ruang Tunggu Penumpang

Setelah anda berhasil check in dengan menerapkan protokol Kesehatan, langkah berikutnya adalah menunggu hingga saatnya boarding di ruang tunggu. Dari pengalaman tim Koper Mini saat menunggu di terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, protokol menjaga jarak tetap diberlakukan. Masing-masing penumpang saling menjaga jarak dan petugas juga sudah memberikan tanda silang di kursi untuk menjaga jarak sejauh 2 meter antara satu penumpang dengan penumpang lain.  

4. Tambah perlindungan dengan menggunakan masker medis dan face shield

Gunakan Perlindungan Ekstra

Tim Koper Mini menggunakan perlindungan tambahan, yang sehari-hari biasanya hanya menggunakan masker kain double layer, maka saat bepergian di bandara dan selama di pesawat terbang, gunakan masker medis dengan tingkat perlindungan lebih maksimal dan juga menggunakan face shield untuk menghindari droplet dari awak pesawat dan penumpang lain. Sebelum terbang, tim Koper Mini juga melihat seluruh awak pesawat menggunakan masker dan face shield. Sayangnya saat itu pramugari hanya menggunakan sarung tangan plastik sekali pakai, dan bukan sarung tangan medis.

Pramugari dan Faceshieldnya
  • 5. Semprotkan cairan desinfektan ke kursi sebelum duduk dan pastikan jarak aman

Saat menggunakan maskapai Lion Air yang terbang dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Abdurrahman Saleh Malang, tim Koper Mini merasa lega karena hanya duduk sendirian di 1 deretan kursi penumpang. Rupanya maskapai juga memberlakukan aturan jaga jarak di dalam kabin pesawat.Tapi jangan lupa untuk tetap menyemprotkan cairan desinfektan di kursi dan juga meja di hadapan anda. Usahakan tidak makan dan minum selama berada di dalam pesawat.

6. Usahakan tidak menggunakan toilet umum di bandara ataupun toilet di pesawat

Bagaimana cara agar kita tidak BAK dan BAB di toilet umum? Sebelum berangkat ke bandara, pastikan anda sudah melakukannya di rumah. Dan usahakan tidak makan dan minum selama berada di bandara dan di dalam kabin pesawat. Resiko penularan virus Covid-19 sangat besar di bandara dan kawasan publik lain, karena calon-calon penumpang yang berkerumun dan datang dari berbagai wilayah yang berbeda.

7. Isi Aplikasi eHac Indonesia sesaat setelah turun dari pesawat

Unduh dan Isi Formulir di Aplikasi eHac Indonesia

Aplikasi eHac Indonesia adalah aplikasi wajib untuk setiap wisatawan dari negara atau wilayah yang terkena penyakit yang muncul. Pemerintah Indonesia mewajibkan penumpang pesawat untuk mengisi eHac sebagai upaya untuk mendeteksi, mencegah dan mengendalikan kedaruratan Kesehatan masyarakat melalui titik masuk (Bandara, Pelabuhan dan Pos Perbatasan Daratan). Anda cukup mengunduhnya di handphone dan kemudian mengisinya dengan data-data identitas diri dan riwayat perjalanan. Untuk penumpang yang tidak menggunakan handphone, bisa juga mengisi formulir kertas. Setelah anda menunjukkan tanda sudah mengisi formular eHac, maka petugas akan membolehkan anda ke luar dari terminal kedatangan di Bandara.  

Nah, itulah hal-hal yang harus diperhatikan sebelum anda memutuskan untuk terbang ke luar daerah. Jangan lupa untuk selalu memantau covid19.go.id untuk mengetahui data terkini mengenai titik sebaran Covid-19 dan zona-zona mana saja yang masih merah, oranye dan hijau. Tetap berlakukan protokol 3M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak aman. Salam sehat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *